IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS JABATAN
Perkembangan organisasi
dan perubahan struktur dalam organisasi menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan
baru semakin meningkat. Sebelum organisasi melakukan seleksi terhadap karyawan
yang akan menduduki jabatan yang baru, maka manajer sumber daya manusia perlu
mengetahui dan mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan
dilakukan dan bagaimana pekerjaan dilakukan serta jenis personal yang bagaimana
yang layak menduduki pekerjaan tersebut. Dalam hal ini, organisasi perlu
menetapkan standar-standar pekerjaan dan kriteria keterampilan, pendidikan, dan
pengalaman yang diperlukan.
Untuk mengetahui jenis
pekerjaan, bagaimana melakukan pekerjaan dan siapa yang tepat untuk melakukan
pekerjaan itu perlu dilakukan analisis terhadap pekerjaan itu sendiri yang
disebut sebagai analisa jabatan (job analysis). Dessler (1997), mengungkapkan
bahwa analisa jabatan merupakan prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan
keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan melaksanakan
pekerjaan tersebut. Dalam pengertian ini, dessler menekankan pada dua aspek,
yaitu meyangkut isi pekerjaan dan orang yang melaksanakan pekerjaan.
Informasi yang diperoleh dari analisa jabatan tersebut dapat digunaan untuk
menentukan karakteristik apa yang harus dimiliki seseorang yang akan menduduki
jabatan tertentu. Adapun hasil dari analisa jabatan tersebut dapat berupa
deskripsi jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job
specification). Deskripsi jabatan adalah suatu pernyataan tertulis yang
menguraikan fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan
aspek-aspek pekerjaan tertentu lainnya. Sedangkan spesifikasi jabatan merupakan
pernyataan tertulis yang menunjukkan siapa yang akan melakukan pekerjaan itu
dan persyaratan yang diperlukan terutama menyangkut keterampilan, pengetahuan dan
kemampuan individu.
Sifat
dari Analisis Jabatan
Definisinya
: Prosedur untuk
menetapkan tugas & tuntutan ketrampilan dari suatu jabatan dan orang macam
apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
Melalui analisis jabatan diperoleh
informasi:aktivitas kerja, perilaku manusia, mesin-alat-perlengkapan-bantuan
kerja yang digunakan, standar kinerja, konteks jabatan & tuntutan manusiawi
Kegunaan dari Informasi analisis
jabatan : perekrutan & seleksi, kompensasi, penilaian kinerja, pelatihan
dan memastikan pengangkatan yg lengkap atas semua tugas
Langkah-2 dlm analisis jabatan :
Identifikasi pemakaian atas informasi, meninjau informasi latar belakang, pilih
posisi untuk dianalisis, analisa, klarifikasi informasi dgn pemegang jabatan,
dikembangkan
Analisis Jabatan adalah fungsi MSDM yang berusaha
“memotret” masing-masing jabatan dalam organisasi agar diperoleh informasi
mengenai aspek-aspek penting jabatan tersebut, seperti tujuan, tugas dan
tanggung jawab, kondisi kerja, kompetensi, dsb.
Analisis jabatan (job analysis)
adalah proses
sistematis untuk menentukan berbagai tugas, aktivitas, perilaku, keterampilan,
pengetahuan, dan spesifikasi karyawan yang diperlukan untuk menjalankan suatu
pekerjaan (jabatan) dalam suatu organisasi. (Werther & Davis 1996, Schuler
& Jackson 2006)
n
Job
Analysis: Proses yang
sistematis dari menghimpun informasi dari tugas, kewajiban dan tanggung jawab
dari pekerjaan tertentu.
n
Job
Description:
pernyataan faktual dan terorganisasi perihal kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan
tertentu.
n
Job
Specification:
menunjukkan kualitas yang disyaratkan bagi pelaksanaan yang dapat diterima.
n
Job
Evaluation: proses
sistematik dan beruntun untuk menentukan nilai suatu pekerjaan (menentukan
kompensasi).
What is job analysis?
n
Proses
yang sistematis dari menghimpun informasi dari tugas, kewajiban dan tanggung
jawab dari pekerjaan tertentu.
Analisis jabatan menghasilkan
informasi tentang tuntutan jabatan yg
selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan : (job
description) dan spesifikasi jabatan (job specification)
Job Description : hasil analisis
pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah
informasi mengenai pekerjaan atau dengan kata laindeskripsi jabatan adalah
suatu uraian tertulis dari apa yg diperlukan oleh suatu pekerjaan.
Uraian jabatan tidak membahas masalah
orang atau pekerja tetapi masalah ruang lingkup kegiatan, fungsi dasar atau tugas
pokok, nama pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab, criteria penilaian
dan hasilnya.
Job specification : adalah
karakteristik atau syarat-syarat kerja yg harus dipenuhi sehingga dapat
melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan. Spesifikasi jabatan berisi tentang
persyaratan kualifikasi individu sehubungan dengan jabatan pada posisi tertentu
berupa pengetahuan, keterampilan, kecapakan serta cirri lainnya.
Pada intinya
analisis jabatan adalah menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan
tertentu sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pengalaman dalam melakukan suatu
pekerjaan. Jadi hal ini dapat menghindari hal-hal yg kurang menguntungkan bagi peerusahaan,
seperti seringnya mengganti atau menempatkan orang ygkurang menguntungkan bagi
perusahaan seperti seringnya mengganti atau menempatkan orang yg kurang tepat
untuk suatu jabatan di dalam organisasi atau perusahaan.
Kegiatan analisis
pekerjaan hendaknya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan seperti ini:
- Berapa banyak waktu yg diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas penting?
- Tugas-tugas mana yg dapat dikelompokkan dengan mempertimbangkan jenis suatu pekerjaan?
- Bagaimana merancang pekerjaan sehingga kinerja karyawan dapat ditingkatkan
- Jenis keahlian apa yg diperlukan untuk posisi jabatan tertentu
- Jenis pendidikan apa yg diperlukan untuk meningkatkan kualitas kinerja
- Jenis keterampilan apa yg diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
- Karyawan mana yg terbaik dan sesuai untuk suatu pekerjaan
- Informasi apa yg diperoleh dari suatu analisis pekerjaan yg dapat digunakan untuk program pengembangan SDM.
A. MANFAAT
ANALISIS JABATAN
1.
Analisisi
penyusunan kepegawaian:
Manajer mencari informasi
mengenai pekerjaan2 yg dilakukan dan bukan hanya sekedar berapa jumlah pegawai
yg dibutuhkan
2.
Pelatihan
dan pengembangan
Analisis pekerjaan sering
digunakan untuk menentukan pelatihan dan pengembangan yg diperlukan karyawan
pada semua lapisan organisasi
3.
Jalur
karir
Memiliki informasi yg
tersedia menyangkut persyaratan pekerjaan yg memungkinkan perencanaan karir yg
berarti oleh karyawan. Selain itu jg memastikan bahwa karyawan saat ini
memiliki keahlian yg dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan di masa mendatang.
4.
Criteria
seleksi
Hasil analisis pekerjaan
juga memberikan landasan bagi seleksi karyawaan, baik pada awal rekrutmen
maupun pada keputusan promosi atau penugasan berikutnya
5.
Evaluasi
pekerjaan
Analisis pekerjaan
memberikan dasar untuk menentukan nilai pegawai dalam pemberian kompensasi yg
layak
6.
Revisi
struktur organisasi
Informasi data yg dimiliki
dapat pula membantu manajemen mmengetahui sejauh mana tujuan dan sasaran
organisasi tercapai, untuk mengetahui ada tidaknya yg perlu diubah dalam rientasi
karena akan mesuatu tindakan organisasi
7.
Memperkenalkan
karyawan baru dengan pekerjaan mereka
Analisis pekerjaan sangat berguna
terutama pada pegawai baru untuk tujuan orientasi karena akan memberikan
gambaran pada pegawai baru tentang pekerjaan yg harus dilakukan
8.
Konsultasi
Informasi analisis
pekerjaan akan bermanfaat bagi pemberian konsultasi baik yg belum bekerja
maupun yg sudah bekerja tetapi merasaa tidak sesuai dengan jabatan yg ada
sekarang
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat bergantung pada informasi
yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu, informasi dari analisis
jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Untuk keperluan penarikan dan seleksi.
Penarikan dan seleksi
karyawan dapat dilaksanakan apabila manajemen sudah mendapatkan gambaran yang
jelas tentang jenis dan karakteristik pekerjaaan. Dengan memahami karakteristik
pekerjaan maka akan dapat ditetapkan siapa personel yang tepat untuk memangku
jaabatan tertentu tersebut.
2. Untuk
keperluan kompensasi.
Besarnya gaji atau upah
karyawan bergantung pada pekerjaan apa yang mereka lakukan dalam organisasi.
Bagi karyawan yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi tentu akan
memperoleh gaji yang lebih besar disbanding dengan karyawan yang hanya memiliki
keterampilan dan pendidikan terbatas.
3. Untuk
keperluan penilaian kinerja.
Dalam analisis jabatan, setiap pekerjaan ditetapkan standar-standar
kinerja. Untuk mengetahui apakah kaaryawan berprestasi atau tidak, manajer
cukup membanding antara kinerja actual dengan kinerja standar yang ditetapkan.
4. Untuk
keperluan pelatihan.
Apabila karyawan yang
diterima belum cukup keterampilannya untuk melaksakan tugas, maka manajer dapat
memutuskan untuk segera memberikan pelatihan tambahan.
Ditambahkan oleh Tohardi
(2002), analisis jabatan yang menghasilkan Deskripsi Jabatan daan Spesifikasi
Jabatan dapat memberikan manfaaat berikut:
1.
Promosi dan transfer. Informasi dalam analisis jabatan
sangat tepat untuk merencanakan posisi karyawan di masa depan berdasarkan
penilaian atas keterampilan, pengetahuan serta bakatnya.
2.
Penambahan organisasi. Jika terdapat kekurangan dalam
organisasi, maka informasi dari analisa jabatan dapat digunakan untuk melakukan
pembenahan.
3.
Orientasi. Khusus untuk karyawan baru,
pengenalan dan penguasaan terhadap pekerjaan sangat penting agar tidak terjadi
kesalahan dalam menjalankan pekerjaannya.
4.
Memperbaiki aliran kerja.
Begitu pentingnya analisis
jabatan ini sehingga mengharuskan organisasi untuk tetap melakukan uraian
terhadap jabatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar. Terdapat
enam alasan penting mengapa analisa jabatan sangat diperlukan dalam sebuah organisasi
:
1.
Organisasi
baru dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya dengan
alasan mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru muncul atau
dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan organisasi
lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka penting sekali
untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan
dilakukannya
2.
Pembentukan suatu pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya
jenis pekerjaan yang baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan sebelumnya. Bila organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan
jenis pekerjaan yang baru, maka uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3.
Karyawan tidak paham terhadap
pekerjaannya. Ada sebagian karyawan,
terutama yang baru diterima tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti.
Walaupun dalam iklan lowongan pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis
pekerjaan apa yang dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan
pandangan terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4.
Tumpang
tindih dan konflik. Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya seringkali
melakukan pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam bidang berbeda.
Kondisi ini dapat mengakibatkan salah paham atau konflik terutama dalam hal
pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini tentu disebakan oleh belum jelasnya
pekerjaan masing-masing karyawan.
5.
Arus
kerja tidak lancar. Dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan
dengan pekerjaan yang lainnya. Apabila satu pekerjaan belum memahami keana
pekerjaan itu diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya
proses pada pekerjaan yang lain.
6.
Sistem penggajian tidak konsisten. Uraian jabatan akan memberikan
batasan-batasan terhadap pekerjaaan yang akan dilakukan. Semakin banyak jenis
pekerjaan yang dilakukan tentu akan semakin besar kompensasi (gaji) yang
diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis pekerjaan yang dilakukann akan
menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal pemberian imbalan gaji.
B. METODE
ANALISIS JABATAN
·
Kuestioner
·
Observasi
·
Wawancara
·
Catatan kerja(logbook)
·
Kombinasi
Untuk memperolah informasi
analisis pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang umum
digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah observasi, wawancara, dan angket.
1. Metode
Observasi
Metode observasi adalah
metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan mengamati individu
yang melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk menguraikan tugas dan
kewajiban yang dilakukannya. Metode observasi sangat tepat jika dilakukan pada
jenis pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan metode observasi
memungkinkan analisis dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan dilapangan.
Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak seharusnya analis mengamati secara
kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu. Penggunaan work sampling dan
employee diary/log.
2. Metode
Wawancara
Pekerja diseleksi dan
diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan meraka atau mereka yang terkait
langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara dapat digunakan
untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara individual, wawancara
kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler : 1997). Dalam beberapa keadaan,
seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat juga digunakan wawancara
kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara adalah sangat memakan waktu,
khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga pegawai yang
melakukan setiap pekerjaan.
3. Metode
Angket
Dengan mengunakan angket,
yang bersangkutan diminta untuk memberikan data-data mengenai jabatannya dangan
kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi kuisioner untuk
menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab
mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah informasi atas
sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam waktu yang relative
singkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang lama untuk menguji
kuisioner tersebut.
C. DISKRIPSI
DAN SPESIFIKASI JABATAN
Berdasarkan keterangan
yang diperoleh dari hasil analisa jabatan dapat disusun deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan (job description and job specification). Sebuah deskripsi
jabatan merupakan satu pertanyaan tertulis tentang apa yang sesungguhnya
dilakukan pemegang jabatan, bagaimana dia melakukannya, dan dalam kondisi
apakah pekerjaan itu dijalankan.
Deskripsi jabatan bukan
sekedar menjelaskan tentang suatu jabatan, akan tetapi juga menjelaskan lebih
lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, wewenang dan sebagainya.
Dengan demikian, diharapkan setiap karyawan/pegawai yang memangku jabatan
tersebut akan memahami batas-batas antara lain dari tugas-tugas, tanggung jawab
serta wewenangnya. Hal ini tentu untuk menghindari terjadinya overlapping
antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lainnya.
Agar deskripsi jabatan
yang dibuat dapat merupakan landasan atau pedoman pelaksanaan tugas secara
efektif dan efisien, maka deskripsi jabatan yang dibuat haruslah sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi penetapan tugas-tugas antara jabatan yang satu
dengan jabatan yang lain dapat menimbulkan kesimpangsiuran atau overlapping.
Oleh karena itu, maka penyusunan deskripsi jabatan untuk suatu jabatan tertentu
tidak lepas dari format standar yang harus dipenuhi.
Walaupun tidak terdapat
format standar yang baku
dan berlaku untuk semua organisasi, namun secara umum deskripsi jabatan memuat
hal-hal sebagai berikut :
a.
Identifikasi
jabatan.
Bagian identifikasi
jabatan memuat informasi-informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, tanggal
analisis, penyusun, dan dalam departemen apa.
b.
Ringkasan
jabatan.
Ringkasan jabatan
hendaknya menggambarkan sifat umum dari jabatan, yaitu berupa fungsi dan
kegiatan utamanya.
c.
Hubungan,
tanggung jawab, dan kewajiban.
Bagian ini memperlihatkan
hubungan pemegang jabatan dengan pihak atau bagian lain, baik di dalam
organisasi maupun luar organisasi. Batas-batas tanggung jawab serta kewajiban
utama jabatan itu juga perlu dijelaskan.
d.
Wewenang
dari pemegang jabatan.
Bagian ini menentukan
batas-batas wewenag pemegang jabatan, termasuk wewenang pengambilan
keputusannya dan batas-batas penganggarannya.
e.
Standar
kinerja.
Bagian ini menetapkan
standar-standar yang diharapkan bisa dicapai oleh karywan pada masing-masing
tugas dan tanggung jawab dari deskripsi jabatan.
f.
Kondisi
kerja.
Deskripsi jabatan juga
akan merangkum kondisi kerja umum yang tercakup pada jabatan. Misalnya, masalah
kebisingan, kondisi bahaya, dan suhu udara dalam ruang pekerjaan.
Spesifikasi jabatan (job
specification) menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan itu dan factor-faktor
manusia yang diisyaratkan (Handoko : 1996). Di dalam spesifikasi jabatan
ditentukan kemampuan dan bakat dasar yang harus dimiliki untuk menjalankan
pekerjaan. Pada umumnya spesifikasi jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang
jelas yang diikuti oelh kualifikasi definitive yang dibutuhkan dari calon yang
memangku jabatan itu. Misalnya, tingkat pendidikan, keadaan fisik, pengetahuan
dan kecakapan, status, jenis kelamin, umur, pengalaman, da karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar