PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
I.
PENDAHULUAN
Pemanfaatan potensi manusia sebagai sumber daya memerlukan
suatu perencanaan yanng baik, pelaksanaan yang konsisiten, dan pengendalian
yang kontinyu, dengan maksud agar tujuan yang diinnginkan dapat dicapai dengan
efisien dan efektif. Untuk itulah diperlukan adanya sistem pengaturan
sumber-sumber daya yang ada termasuk didalamnya adalah manusia. Pengaturan
tersebut akan memvbantu perusahaan atau organisasi agar mampu memberdayakan
potensi yang ada secara terorganisir sehingga dalam ketenagakerjaan dibutuhkan
suatu manajemen SDM.
Setelah para pekerja diterima perusahaan sebagai hasil
seleksi penempatan, maka belum dapat diharapkan dari mereka bahwa mereka
langsung dapat bekerja dan memberikan sumbangannya yang optimal kepada
perusahaan. Ini berlaku untuk setiap tenaga kerja dari tingkatan bawah sampai
tingkatan manajerial.Disamping itu, perkembangan teknologi menyebabkan
timbulnya peralatan dan mesin-mesin baru yang lebih canggih dan lebih efisien
yang kemudian digunakan oleh perusahaan. Akibatnya ada pekerjaan yang hilang,
muncul pekerjaan yang baru atau pekerjaan masih tetap sama tapi memerlukan
tambahan pengetahuan dan ketrampilan. Para tenaga kerja memerlukan tambahan
penngetahuan dan ketrampilan yang baru itu.
A.
Definisi Pelatihan
Pelatihan atau training menurut Sikula (1976) adalah proses
pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir
sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan
teknis untuk tujuan tertentu.
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi
pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menghadapi tanggungjawabnya
(Benandian John dalam DR. Faustino cardoso Gomes, M.Si) Menurut Marzuki (1992,
halaman 4), ”Pelatihan adalah pengajaran atau pemberian pengalaman
kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap)
agar mencapai sesuatu yang diinginkan”. ”Pelatihan adalah saat
kejadian pembelajaran yang dirancang sistematik dan relatif dalam lingkungan
pekerjaan” (Dunnette, 1998).
Dari
beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pelatihan adalah:
- Mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan
- Diberikan secara instruksional baik In-door maupun Out-door
- Obyeknya seseorang atau sekelompok orang
- Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada karyawan sesuai dengan kebutuhannya
- Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan
- Hasilnya terlihat dengan adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di tempat kerja.
B.
Tujuan Pelatihan
- Meningkatkan produktivitas.
- Meningkatkan mutu tenaga kerja
- Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
- Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.
- Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik:
- Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja:
- Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growht)
C.
Manfaat Pelatihan
1.
Manfaat Bagi Perusahaan
~ Mengarahkan kemampulabaan dan atau
lebih bersikap positif terhadap orientasi pada keuntungan
~ Memperbaiki pengetahuan dan
keterampilan pada semua tingkat perusahaan
~ Membantu orang mengidentifikasi
tujuan perusahaan
~ Membantu menciptakan citra
perusahaan yang lebih baik
~ Memperbaiki hubungan antara atasan
dan bawahan
2.
Manfaat bagi individual
~ Membantu individu dalam mengambil
keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang efektif.
~ Melalui pelatihan dan pengembangan,
perubah motivasi dari pengakuan, prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab, dan
kemajuan diinternalisasikan dan dilaksanakan.
~ Membantu dalam mendorong dan
mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.
~ Membantu seseorang dalam mengatasi
stress, tensi, kekecewaan dan konflik.
~ Menyediakan informasi untuk
memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi dan sikap.
3.
Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
~ Memperbaiki komunikasi antara
kelompok dan individual
~ Membantu dalam orientasi untuk
karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru melalui pengalihan atau promosi
~ Menyediakan informasi tentang
kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati
~ Memperbaiki keterampilan hubungan
lintas personal
~ Memperbaiki kebijakan, aturan dan
regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan
D.
Jenis-jenis pelatihan
- Pelatihan dasar (Prajabatan) adalah pelatihan dasar diberikan kepada calon-calon tenaga kerja atau calon anggota organisasi tentang bagaimana melaksanakan pekerjaan atau tugas-tugas yang akan dilakukannya dalam jabatan atau pekerjaannya nanti. Pelatihan dasar ini bisa berlangsung beberapa jam, beberapa hari, beberapa bulan sampai beberapa tahun.
- Pelatihan penyegaran adalah pelatihan yang diberikan kepada karyawan yang sudah melaksanakan suatu pekerjaan cukup lama dalam sebuah organisasi
- Pelatihan penyembuhan (remedial) adalah pelatihan yang bertujuan menghilangkan kelemahan yang ditemukan pada karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu. Pelatihan ini biasanya diberikan bila dapat dipastikan bahwa kelemahan tersebut disebabkan oleh kurang latihan dan kekurangpahaman pekerja dan bukan karena motivasi lemah.
- Pelatihan ”penjenjangan” adalah pelatihan yang dilaksanakan untuk karyawan yang diarahkan dan dicalonkan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi daripada jabatannya sekarang. Pelatihan ini lebih tepat disebut program pendidikan karena penekanannya lebih banyak pada penambahan komponen ” Pengetahuan” dan perubahan sikap peserta.
E.
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan
a.
Individual Differences, Tiap-tiap individu mempunyai ciri khas, yang berbeda satu
sama lain, baik mengenai sifatnya, tingkah lakunya, bentuk badannya maupun
dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan melaksanakan suatu
pelatihan harus diingat adanya perbedaan individu ini. Perbedaan dapat nampak
pada waktu para karyawan mengerjakan suatu pekerjaan yang sama, dengan
diperolehnya hasil yang berbeda
b.
Relation to job analysis. Untuk memberikan pelatihan pada para
karyawan terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkannya. Dengan
demikian program dari pelatihan dapat di arahkan atau ditujuakan untuk mencapai
keahlian itu. Suatu pelatihan yang tidak disesuaikan dengan bakat, minat dan
lapangan kerja karyawan, berakibat merugikan berbagai pihak, yaitu karyawan,
perusahaan dan masyarakat.
c.
Motivation. dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif
yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif
yang mendorongnya untuk mwlakukan tugas pekerjaannya.
d.
Active Participation. Didalam pelaksanaan pendidikan pelatihan para trainess
harus turut aktif mengambil bagian di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai
pelajaran yang diberikan, sehingga akan menimbulkan kepuasan pada para trainess
apabila saran-sarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahan-bahan
pertimbangan untuk memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.
e.
Selection of trainee. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada
mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan itu
dengan berhasil. Dengan demikian apabila latihan diberikan kepada mereka yang
tidak mempunyai minat, bakat dan pengalaman, kemungkinan berhasil sedikit
sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan seleksi.
f.
Selection of trainers. Berhasil atau tidaknya seseorang
melakukan tugas sebagai pengajar, tergantung kepada ada tidaknya persamaan
kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum
dalam analisa jabatan mengajar.
g.
Trainer Pelatihan. Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan
pelajaran hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga
pelatih. Dengan demikian salah satu asas yang penting dalam pendidikan ialah
agar para pelatih mendapatkan didikan sebagai pelatih
h.
Training Methods. Metode yang dipergunakan dalam
pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan. Misalnya,
pemberian kuliah tidak sesuai untuk para karyawan pelaksana. Untuk karyawan
pelaksana hendaknya diberikan lebih banyak peragaan disamping pelajaran
teoritis.
F.
Penetapan Metode Pelatihan
Metode
pelatihan dibagi menjadi dua yakni:
a)
On The Job
Training
1)
Job Rotation. Metode ini dimaksudkan bahwa dengan
berganti jabatan dari satu jabatan atau jenis jabatan satu kejabatan lain akan
menambah atau memperkaya pengalaman serta dapat mengenal bermacam-macam variasi
problem yang dihadapi. Kelemahan yang ada pada metode ini adalah sering kali
peserta pelatihan melakukan jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis
pekerjaannya sendiri dan seringkali tidak berhubungan. Jenis pelatihan ini
sudah jarang digunakan dan walaupun digunakan hanya terbatas pada bidang-bidang
pekerjaan yang sejenis atau berhubungan.
2)
Magang. Program magang dirancang untuk
tingkat keahlian yang lebih tinggi, leih cenderung kepada pendidikan.
3)
Intership. Mirip dengan magang namun program
ini bersifat sementara. Intership memberikan individu pengalaman pada pekerjaan
tertentu
b)
Off the
job Training
1)
Studi Kepustakaan. Metode pelatihan dengan menggunakan
bahan-bahan bacaan yang ada atau laporan-laporan penelitian yang diharapkan
dapat menambah pengetahuan peserta latihan. Metode ini adalah metode yang
paling tua namun tetap dipakai hingga saat ini walaupun hanya sebagai
pendamping.
2)
Diskusi, Dalam metode ini melibatkan semua
peserta untuk aktif dalam pembicaraan / pemecahan problem-problem yang
didiskusikan. Para peserta dalam diskusi ini diharapkan dapat mengembangkan
leadership, kerjasama, dan komunikasi yang efektif.
3)
Dinamika Kelompok. Merupakan perkembangan dari teknik
simulasi atau role playing. Dalam dinamika kelompok, peserta dilatih untuk
lebih peka terhadap dinamika tingkah laku kelompok. Dinamika yang dimaksud
antara lain : komunikasi, konflik, penolakan-penolakan, perubahan tingkah laku
serta kekuasaan dan kebersamaan. Selanjutnya dengan kepekaan dan penghayatan
terhadap behavior yang ada akan sangat membantu dalam memecahkan masalah yang
timbul dalam kelompok.
4)
Role Playing. Setiap peserta diberikan kesempatan
untuk memainkan sebuah peran atau lebih dan pada akhir permainan semua peserta
diminta untuk menilai peran yang telah dimainkan sehingga dapat diketahui
kekurangan maupun kelebihannya. Didalam role playing terdapat simulasi yang
berarti suatu teknik dimana peserta diajak seolah-olah menghadapi suatu
kenyataan dan harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam waktu yang
terbatas.
5)
Multiple Technic. Merupakan pelatihan campuran yang
dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan yang ada pada teknik lainnya
serta mencapai efektifitas latihan yang tinggi. Formulasi teknik latihan ini
dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan latihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar