Total Tayangan Halaman

Label

Rabu, 16 November 2011

belajar makna hidup melalui foto

Salam untuk seluruh umat manusia, Salam untuk kita yang merekam hasil ciptaNya di dunia. Salam untuk kalian yang dengan senang hati mau meluangkan waktu membaca artikel ini.  FN … ya sebuah forum tempat untuk pecinta foto, -baik secara teknik ataupun karyacipta-. FN adalah tempat yang hangat untuk berbagi, memberikan saran terhadap karya orang lain, berbagi ilmu kepada rekan-rekan yang lain, memberikan tanggapan positif dan sebagainya. Secara pribadi Saya berterimakasih sekali kepada rekan-rekan FN, yang memberikan perenungan bagi diri saya sebagai ciptaanNya.
Pertama, Menurut saya, foto adalah ciptaan Tuhan di alam semesta yang manusia bingkai dalam rekam tekhnologi. Setiap objek foto adalah ciptaaNya. Setiap ilmu kita untuk menciptakan objek foto adalah ilmuNya. Setiap gerak fisik dari tubuh kita adalah kehendakNya. Setiap yang kita lakukan dan terjadinya objek itu adalah atas seiijinNya. Saya ingin kita kembali kepada sebuah pertanyaan “ siapakah yang memiliki kuasa atas kita?” adalah TUHAN. “ Siapakah yang memiliki kuasa atas objek foto kita?” adalah Tuhan. Bagaimana kita bisa mengambil kesimpulan bahwa foto ini adalah milik “saya”?? bukankah semua subjek foto adalah milik Tuhan? Dan kemampuan kita adalah kuasa Tuhan? Kita hanya memiliki “hak” atas karya yang kita rekam dari proses tekhnologi yang kita miliki. Untuk apa kita berbangga diri atau menyombongkan diri bahwa ini adalah karya “saya”? (pikir saya hehe). Tapi saya yakin, bahwa semua orang yang ada di FN bukanlah seperti itu dalam niatannya. Mereka hanyalah ingin berbagi atas ciptaanNya dalam rekam tekhnologi manusia. Tidak ada foto yang jelek, karena Tuhan menciptakan sesuatu dengan sempurna dan indahnya. Sekali lagi, Saya berterimakasih sekali kepada rekan-rekan FN, yang memberikan perenungan bagi diri saya. Kedua, Menurut saya bahwa setiap manusia adalah memiliki hak yang sama untuk merekam jejak ciptaan Tuhan yang ada di alam semesta dengan kemampuan pikir dan tekhnologi (alat) yang ia miliki. Bukankah dalam UUD 1945 juga disebutkan bahwa kita memiliki hak yang sama di hadapan hukum, beragama, berpendapat bekerja, hidup dan sebagainya . hehe Pemikiran saya sampai pada sebuah kata “pemula” , “belajar” , “ahli”, “ professional” (apapun sebutannya ) Ada beberapa rekan yang menunjukan, menyatakan bahwa dirinya adalah “pemula”, “newbie” dsbg, dank arena cap pemula yang mereka katakana sendiri mereka seperti merendahkan kemampuannya sendiri. Foto yang mereka buat secara teknis tidak sampai kepada ilmu fotografi itu sendiri, lalu mereka menyebut dirinya “wajar, saya kan pemula”. Lalu ada foto yang mereka lihat secara teknik telah memenuhi sebagian besar ilmu dari fotografi, dan mereka mengatakan “wajar bagus, mereka adalah ahlinya, professional”. Saya pribadi melihat, bahwa sebenarnya kitalah yang membuat gap, pembeda, dsbg, bahwa ada si “pemula” dan si “professional”. Saya berpendapat bahwa semua orang memiliki hak yang sama atas karyanya, karena mereka adalah perekam objek yang diciptakan atas kedendak Tuhan sebelumnya dengan alat tekhnologi (kamera) . yang membedakan adalah sebuah semangat dari orang itu, apakah dia lebih giat mendalami ilmu foto atau tidak? Apa ia serius dalam menekuni ilmu foto itu sendiri atau tidak? Apakah ia rela menyisihkan sedikit uangnya untuk kemampuan alat yang lebih baik atau tidak? Intinya adalah sejauh mana USAHA kita untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik. Seperti yang ada di dalam agama saya- semua manusia adalah sama di hadapan penciptaNya, yang membedakan mereka adalah iman dan taqwanya- bahwa yang membedakan mereka adalah usaha mereka apakah telah mendekatkan dirinya kepada Tuhannya dengan ibadah-ibadah atau belum. Sekali lagi Saya berterimakasih sekali kepada rekan-rekan FN, yang memberikan perenungan bagi diri saya. Ketiga, Ada yang mengatakan bahwa siapapun yang masuk forum ini, dan berbagi fotonya maka siap atau tidak siap dia harus siap menerima kritikan atau sanjungan dari rekan yang lain. Sekali lagi, saya berpendapat bahwa FN adalah tempat yang bagus untuk berbagi, dan tentu mengingatkan diri. Ketika foto kita di komentari, diberikan kritik pedas, tajam menggores hati, janganlah kita kecewa bersedih hati. Beruntunglah kita diingatkan oleh rekan yang lain, beruntunglah kita masih di perhatikan oleh rekan yang lain. Beruntunglah kita masih diberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak, beruntunglah kita karena kita lebih sabar, bisa menerima dengan berjiwa besar, rendah hati yang santun, dan beruntunglah kita. Seperti orang tua yang cerewet kepada anaknya – tidak ini tidak itu- tegur ini tegur itu- hanya karena mereka sayang kepada kita- hanya karena TUHAN sayang kepada kita dengan perantara mereka. Ketika kita di berikan sanjungan yang membuat pipi merona merah janganlah kita berbangga diri, terlebih sombong dan merasa kita yang terbaik. Sifat sombong tidak baik bagi kita. Kita harus berhati-hati terhadap sanjungan, bisa-bisa kita merasa kita sudah terbaik, lalu kita tidak mau lagi memperdalam ilmunya. Ego kita lebih kuat, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Sungguh berbahaya. Beruntunglah jika kita bisa mengingat bahwa sanjungan adalah bentuk teguran yang menyenangkan. Kesimpuulannya adalah bahwa ini hanyalah sebuah tulisan untuk renungan pribadi (baik saya pribadi atau rekan lain yang berkenan). Sekali lagi, terimakasih Tuhan (Allah SWT), ciptaanNya, FN, dan rekan-rekan FN yang baikhati. Mohon maaf, jika tersirat makna yang tidak berkenan dihati rekan pembaca. Salam berbagi. http://harisbanjarmasin.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar